SKB Bidan Kehamilan 2025

Redaksi
Eleanor Amora
Nona Ikun Amasat
8 Menit Dibaca

SKB Bidan Kehamilan 2025 – Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes – CCASN 2025 PPPK Tenaga Kesehatan adalah seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) yang dilakukan oleh Panselnas (Panitia Seleksi Nasional) melalui Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk mengisi formasi Tenaga Kesehatan dalam skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Seleksi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. PPPK merupakan salah satu bentuk pengangkatan pegawai pemerintah yang memiliki perjanjian kerja dengan pemerintah dan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan pegawai negeri sipil (PNS).

Pendaftaran untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2025 dapat dilakukan secara online melalui laman https://sscasn.bkn.go.id. Pendaftaran dibuka mulai tanggal Februari 17, 2025.

Kementerian Kesehatan membutuhkan sekitar – formasi untuk tahun 2025. Rincian alokasi tersebut mencakup – formasi untuk CPNS dosen dan – formasi untuk PPPK.

- Advertisement -

Jenis formasi/kebutuhan pada pengadaan PPPK Jabatan Fungsional Tenaga Kesehatan Tahun 2025 terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: Khusus dan Umum.

Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes, SKB Bidan Kehamilan 2024
Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes, SKB Bidan Kehamilan 2025

Alur Pendaftaran CCASN 2025 PPPK Tenaga Kesehatan

Pendaftaran Akun

  • Kunjungi https://daftar-sscasn.bkn.go.id/akun untuk mendaftar akun.
  • Isi data pribadi seperti NIK, Mo.KK, Nama Lengkap, Tempat Tanggal Lahir, Nomor Handphone, dan Email.
  • Buat password akun SSCASN dan jawaban pertanyaan keamanan.
  • Unggah foto KTP dengan ukuran maksimal 200Kb dan lakukan proses swatoto.
  • Cetak Kartu Informasi Akun untuk referensi.

Daftar Formasi

  • Isi biodata lengkap Anda.
  • Pilih jenis seleksi yang Anda inginkan.
  • Pilih formasi yang sesuai dengan kualifikasi Anda.
  • Unggah dokumen-dokumen yang diperlukan.
  • Buat resume yang mencerminkan pengalaman dan kualifikasi Anda.
  • Cetak Kartu Pendaftaran sebagai bukti pendaftaran Anda.

Seleksi Administrasi

  • Panitia akan memverifikasi data pelamar.
  • Hasil seleksi administrasi akan diumumkan.
  • Jika ada keberatan, pelamar dapat melakukan sanggah
  • Hasil sanggah akan diumumkan.
  • Pelamar yang dinyatakan lulus dapat mencetak Kartu Ujian sebagai persiapan mengikuti seleksi kompetensi.

Seleksi Kompetensi

  • Peserta yang lolos seleksi administrasi akan mengikuti ujian seleksi kompetensi yang diselenggarakan oleh CAT-BKN.

Pengumuman Kelulusan

  • Panitia akan mengumumkan hasil seleksi kompetensi.
  • Pelamar yang dinyatakan lulus akan melanjutkan proses pemberkasan sebagai langkah terakhir menuju menjadi PPPK Tenaga Kesehatan.

Dengan memahami alur pendaftaran ini, Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti seleksi PPPK Tenaga Kesehatan Tahun 2025.

Jenis Tes Seleksi Kompetensi PPPK Kesehatan

Seleksi kompetensi PPPK kesehatan terdiri dari empat jenis tes yang harus dihadapi pelamar. Jenis tes tersebut adalah:

Seleksi Kompetensi Teknis

Materi Tes:

  • Penguasaan bidang ilmu pengetahuan
  • Keterampilan
  • Sikap dan perilaku yang dapat diamati, diukur, serta dikembangkan

Tes kompetensi teknis dirancang khusus untuk masing-masing jabatan yang dilamar. Tes ini terdiri dari 100 soal, di mana setiap jawaban benar bernilai 5 poin, dan jawaban yang salah tidak mendapatkan poin. Durasi tes ini adalah 120 menit (atau 150 menit untuk peserta tunanetra).

Seleksi Kompetensi Kehamilan

Materi Tes:

  • Integritas
  • Kerja sama
  • Komunikasi
  • Orientasi pada hasil
  • Pelayanan pada publik
  • Pengembangan diri dan orang lain.
  • Mengelola perubahan
  • Pengambilan keputusan

Tes kompetensi manajerial terdiri dari 25 soal. Setiap jawaban benar memiliki nilai antara 1 hingga 4, sedangkan jawaban yang salah tidak mendapatkan nilai. Durasi tes ini adalah 40 menit (atau 55 menit untuk peserta tunanetra).

Seleksi Kompetensi Sosial Kultural

Materi Tes:

  • Rasa peka terhadap perbedaan budaya
  • Kemampuan untuk berhubungan sosial
  • Rasa peka terhadap konflik
  • Empati

Tes kompetensi sosial kultural terdiri dari 20 soal. Setiap jawaban benar memiliki nilai antara 1 hingga 5 poin, sementara jawaban yang salah tidak mendapatkan nilai. Durasi tes ini adalah 40 menit (atau 55 menit untuk peserta tunanetra).

Seleksi Kompetensi Wawancara

Materi Tes:

  • Materi yang akan diuji pada umumnya adalah seputar integritas dan moralitas.

Tes wawancara dilakukan melalui komputer dan terdiri dari 10 butir soal. Durasi wawancara adalah 10 menit (atau 15 menit untuk peserta tunanetra).

Nilai Ambang Batas PPPK Kesehatan 2025

Agar dapat lolos menjadi ASN PPPK di bidang kesehatan, calon pelamar harus mencapai nilai ambang batas tertentu dalam seleksi kompetensi. Nilai ambang batas untuk PPPK Kesehatan 2025 telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 652 Tahun 2025. Berikut adalah nilai ambang batasnya:

Nilai Seleksi Kompetensi Teknis

  • Nilai ambang batas berbeda tergantung pada jabatan yang dilamar. Untuk dokter, dokter spesialis, bidan, dokter gigi, entomolog kesehatan, epidemiolog kesehatan, fisioterapi, perawat, perekam medis, radiografer, terapis gigi dan mulut, nilai ambang batas adalah 158.

Nilai Seleksi Kompetensi Kehamilan

  • Nilai ambang batas adalah 117.

Nilai Seleksi Kompetensi Sosial Kultural

  • Nilai ambang batas juga adalah 117.

Nilai Seleksi Kompetensi Wawancara

  • Nilai ambang batas adalah 24.

Dengan memahami materi tes dan nilai ambang batas ini, calon pelamar PPPK Kesehatan tahun 2025 ini dapat mempersiapkan diri secara optimal untuk mengikuti seleksi dan berpeluang menjadi ASN PPPK yang dibutuhkan dalam sistem pemerintahan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi semua calon PPPK di bidang kesehatan.

Jabatan Fungsional PPPK Kesehatan (Nakes) 2025

Terdapat daftar jenis jabatan fungsional kesehatan yang mensyaratkan surat tanda registrasi atau STR.

  1. Dokter Pendidik Klinis Ahli
  2. Dokter Ahli
  3. Dokter Gigi Ahli
  4. Psikolog Klinis Ahli
  5. Perawat Ahli
  6. Perawat Terampil
  7. Terapis Gigi dan Mulut Ahli
  8. Terapis Gigi dan Mulut Terampil
  9. Penata Anestesi Ahli
  10. Asisten Penata Anestesi Terampil
  11. Bidan Ahli
  12. Bidan Terampil
  13. Apoteker Ahli
  14. Asisten Apoteker Terampil
  15. Epidemiolog Kesehatan Ahli
  16. Epidemiolog Kesehatan Terampil
  17. Fisioterapis Ahli
  18. Fisioterapis Terampil
  19. Nutrisionis Ahli
  20. Nutrisionis Terampil
  21. Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Ahli
  22. Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Terampil
  23. Perekam Medis Ahli
  24. Perekam Medis Terampil
  25. Pranata Laboratorium Kesehatan Ahli
  26. Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil
  27. Radiografer Ahli
  28. Radiografer Terampil
  29. Refraksionis Optisien Terampil
  30. Tenaga Sanitasi Lingkungan Ahli
  31. Tenaga Sanitasi Lingkungan Terampil
  32. Teknisi Elektromedis Ahli
  33. Teknisi Elektromedis Terampil
  34. Fisikawan Medis Ahli
  35. Okupasi Terapis Terampil
  36. Ortotis Prostetis Terampil
  37. Pembimbing Kesehatan Kerja Ahli
  38. Teknisi Gigi Terampil
  39. Teknisi Tranfusi Darah Terampil
  40. Terapis Wicara Terampil
  41. Administrator Kesehatan Ahli
  42. Entomolog Kesehatan Ahli
  43. Entomolog Kesehatan Terampil

Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes, SKB Bidan Kehamilan 2025

1. Seorang perempuan, umur 28 tahun, G3P1A1 hamil 32 minggu, datang ke Polindes dengan keluhan bengkak pada kaki sejak 1 minggu yang lalu. Hasil anamnesis: keluhan berkurang setelah diistirahatkan. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit P 20 x/ menit, S 36,6˚C. TFU 30 cm, DJJ 144x/menit teratur. Kapankah rencana kunjungan ulang pada kasus tersebut?

A. 1 minggu
B. 2 minggu
C. 4 minggu
D. 6 minggu
E. 8 minggu

Pembahasan

B (2 minggu)

Pada kasus tersebut termasuk kehamilan normal, karena UK 32 minggu TFU 30 cm dan tidak ada kelainan lain, sehingga sesuai dengan pola kunjungan ulang ibu hamil normal bahwa jika memasuki ke- hamilan TM III maka minimal dilakukan 2x yaitu se- belum UK 36 minggu (standar kunjungannya adalah tiap 2 minggu sekali) dan setelah 36 minggu (standar kunjungannya adalah tiap 1 minggu sekali).

2. Seorang perempuan, umur 27 tahun, G3P1A1 hamil 20 minggu, datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilan. Hasil anamnesis: merasa pusing sejak 1 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 80x/ menit P 24x/menit S 36,6˚C, Hb 11,2 gr%. Berapakah dosis tablet Fe yang dianjurkan sesuai kasus tersebut?

A. 1 x 60 mg
B. 2 x 60 mg
C. 1 x 80 mg
D. 2 x 80 mg
E. 1 x 120 mg

Pembahasan

A (1 x 60 mg)
Kasus tersebut merupakan kehamilan normal, karena tanda-tanda vital normal dan Hb > 11 gr% sehingga tidak masuk kategori anemia.Untuk asuhan yang tepat adalah memberikan Fe 1x60mg

3. Seorang perempuan, umur 25 tahun, G1P0A0 hamil 8 minggu, datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil anamnesis: 1 bulan yang lalu pernah mengeluarkan perdarahan bercak sekali saat awal kehamilan. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 88x/menit, S 370C, P 20x/menit, TFU belum teraba, HCG urin test (+). Informasi apakah yang paling tepat sesuai kasus tersebut?

A. Rujuk ke RS
B. Tirah baring
C. Penkes fisiologi kehamilan
D. Observasi dalam 24 jam
E. Penkes tanda-tanda bahaya

Pembahasan

C (Penkes fisiologi kehamilan)
Ibu perlu mengetahui fisiologi kehamilan. Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis.

4. Seorang perempuan, G1P0A0 hamil 32 minggu, datang ke BPM dengan keluhan sering pusing sejak 1 minggu yang lalu. Hasil anamnesis: keluhan disertai mudah lelah. Hasil pemeriksaan: TD 100/70 mmHg, N 80x/ menit, P 20 x/menit, S 36,5 0C, TFU 30 cm, DJJ 146x/menit, teratur, Hb 10 gram%, protein urine (-). Diagnosis apakah yang paling mungkin terjadi pada kasus tersebut?

A. Gejala hipotensi
B. Anemia fisiologis
C. Suspect Bayi kecil
D. Gejala Pre eklamsi
E. Kehamilan malposisi

Pembahasan
B (Anemia Fisiologis)
Pada kehamilan akan terjadi suatu keadaan anemia fisiologis yang terjadi sebagai akibat peningkatan volume sirkulasi dan komponen plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan komponen seluler, sehingga akan terjadi gambaran hemodilusi. jika kadar Hb 10 – 11 g/ dl dianggap sebagai anemia fisiologis (delusional) atau pseudoanemia. Jika seorang wanita hamil dikatakan anemia patologis, kadar hemoglobin (Hb) < 10 g/ dl. Suatu anemia patologis dikategorikan berat atau disebut anemia gravis jika kadar Hb 6 g/ dl.

5. Seorang perempuan, umur 28 tahun, G1P0A0 hamil 32 minggu, datang ke BPM dengan keluhan sering pusing sejak 1 minggu yang lalu. Hasil anamnesis: ibu mudah lelah. Hasil pemeriksaan: TD 100/70 mmHg, N 80x/ menit, P 20 x/menit, S 36,5 0C, TFU 30 cm, DJJ 146x/menit, teratur, Hb 10 gram%, protein urine (-). Tindakan pertama apakah yang tepat dilakukan bidan pada kasus tersebut?

A. Konseling persiapan kegawatdaruratan
B. Memberikan suplemen tambah darah
C. Melakukan kolaborasi dengan dokter
D. Konseling penambahan nutrisi
E. Melakukan rujukan ke RS

Pembahasan

B (Memberikan suplemen tambah darah)

Pada kehamilan, anemia fisiologis yang terjadi disebabkan oleh berkurangnya persediaan zat besi yang penting dalam pembentukan hemoglobin. Kebutuhan zat besi dalam kehamilan adalah sebesar 1000 mg. Sekitar 300 mg ditransfer aktif untuk janin dan plasenta, 500 mg untuk peningkatan massa hemoglobin dan sekitar 200 mg dikeluarkan melalui saluran cerna, urin dan kulit. Jumlah total 1000 mg ini pada umumnya melebihi simpanan besi pada kebanyakan wanita. Jumlah untuk plasenta dan ekskresi melalui saluran cerna, urine, dan kulit adalah kehilangan mutlak yang pasti terjadi meskipun ibu berada dalam kekurangan besi. Sementara itu, kandungan zat besi total yang dimiliki wanita normal hanyalah sekitar 2 gr – 2,5 gram. Jumlah ini tidak mencukupi kebutuhan besi yang meningkat cepat pada trimester kedua kehamilan. Sehingga bila tidak ada tambahan besi eksogen, konsentrasi hemoglobin dan hematokrit turun cukup besar pada saat terjadi hipervolume pada darah ibu.

6. Seorang perempuan, umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 36 minggu, datang ke BPM untuk kunjungan ulang. Hasil anamnesis: ibu mudah lelah. Hasil pemeriksaan: TD 120/70 mmHg, N 80x/menit, P 20 x/menit, S 36,5 0C, TFU 30 cm, DJJ 184 x/menit, Hb 10 gram%, pro- tein urine (-). Tindakan awal apakah yang paling tepat dilakukan bidan pada kasus tersebut :

A. Melakukan rujukan
B. Memasang infus RL
C. Resusitasi intrauterine
D. Konseling persiapan gawat darurat
E. Melakukan kolaborasi dengan dokter

Pembahasan

C (Resusitasi Intrauterine)

Denyut jantung janin pada kasus menunjukkan angka 180x/menit menunjukkan janin mengalami fetal distress (tachycardia). Kompetensi dan kewenangan bidan pada kasus kehamilan fetal distress adalah segera melakukan rujukan ke rumah sakit PONEK. Sebelum merujuk ke rumah sakit, bidan harus melakukan tindakan awal untuk stabilisasi atau pertolongan awal dengan cara melakukan resusitasi intrauterine. Cara melakukan resusitasi intrauterine adalah:
A. Memastikan ibu mendapat pasokan oksigen yang cukup
B. Memastikan asupan cairan ibu memadai dengan pemberian cairan lewat infus. Mengubah posisi ibu dengan memintanya berbaring di sisi kiri. Hal ini bertujuan mengurangi tekanan rahim pada vena besar dalam tubuh (vena cava) yang dapat mengurangi aliran darah pada plasenta dan janin.

7. Seorang perempuan, umur 24 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu, datang ke BPM dengan keluhan nyeri perut sejak 2 jam yang lalu. Hasil anamnesis: sering pusing sejak 1 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan: TD 100/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x.menit, S 36,5 0C, TFU 34 cm, DJJ 105 x/menit, Hb 11 gram%, protein urine (-).

Diagnosis apakah yang paling tepat pada kasus tersebut

A. Gawat Janin
B. Anemia ringan
C. Kehamilan normal
D. Suspect janin besar
E. Hipotensi

Pembahasan

A (Gawat Janin)

Diagnosis gawat janin atau fetal distrees ditegakkan bila ditemukan gejala klinis seperti:

A. Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala
B. Denyut jantung janin diatas 160 / menit atau tachicardia
C. dibawah 100 / menit, denyut jantung tidak teratur atau bradikardia

 

8. Seorang perempuan, umur 22 tahun, G1P0A0 hamil 36 minggu, datang ke BPM dengan nyeri perut sejak 2 jam yang lalu. Hasil anamnesis: sering pusing sejak 1 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan: TD 100/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x.menit, S 36,5 0C, TFU 34 cm, DJJ 100x/menit, Hb 10 gram%, protein urine (-). Bidan memberikan oksigen pada ibu sebanyak 5 liter/menit dan merujuk ibu. Evaluasi segera apakah yang harus dilakukan pada kasus tersebut:

A. Pola Denyut jantung janin
B. Hasil laboratorium darah
C. Perubahan tekanan darah ibu
D. Perubahan frekuensi nadi ibu
E. Perkembangan keluhan pusing ibu

Pembahasan

A (pola denyut jantung janin)

Pada kasus tersebut dari seluruh komponen indikator hasil anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik diketemukan beberapa kondisi yang membutuhkan pemantauan yaitu:

A. Keluhan sering pusing
B. Hipotensi
C. Letak janin oblique
D. Denyut jantung menunjukkan pola mengarah pada bradikardia
E. Kadar Hb ibu dibatas ambang normal

Dari 5 kondisi yang dialami ibu pada soal tersebut yang harus dievaluasi segera adalah kondisi yang dapat menyebabkan kematian atau komplikasi paling fatal pada kondisi ibu atau janin. Dari ke-4 kondisi tersebut pemantauan pola denyut jantung janin harus segera dievaluasi.

Dalam pola berpikir atau alur manajemen kebidanan, evaluasi segera dilakukan pada komponen yang membutuhkan pemantauan ketat atau situasi yang membutuhkan pengambilan keputusan klinis cepat.

 

9. Seorang perempuan, umur 22 tahun, datang untuk pertama kalinya ke BPM dengan keluhan tidak haid 2 bulan. Hasil anamnesis: menikah 4 bulan yang lalu dan melakukan hubungan seksual secara rutin. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, TFU belum teraba, Hasil pemeriksaan penunjang HCG urine (+). Fokus tujuan apakah yang dilakukan oleh bidan pada kasus tersebut?

A. Memastikan kehamilan ibu
B. Deteksi dini kelainan letak
C. Membangun hubungan baik
D. Adaptasi Penerimaan kehamilan
E. Pencegahan emesis gravidarum

Pembahasan

C (membangun hubungan baik )

Fokus kunjungan awal pada pemeriksaan kehamilan adalah untuk membangun hubungan dan komunikasi yang dengan klien

10. Seorang perempuan, umur 25 tahun, G1P0A0, hamil 24 minggu, datang ke BPM untuk kunjungan ulang. Hasil anamnesis: sering merasa lelah dan mudah mengantuk, gerakan janin dirasakan aktif. Hasil pemeriksaan: konjungtiva merah muda, TD 120/80 mmHg, N 80 x/ menit, P 20 x/menit, TFU setinggi pusat, ballotement (+), DJJ 120 x/menit. Pemeriksaan penunjang apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?

A. Hemoglobin
B. Glukosa urin
C. Reduksi Urin
D. Inspekulo
E. USG

Pembahasan

A (hemoglobin)
Untuk menunjang diagnosis dan rencana asu- han pada kasus tersebut dibutuhkan pemeriksaan Hb apakah keluhan yang dirasakan disebabkan karena anemia tau tidak.

Download Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes Bidan PDF 2025

Berikut ini Anda bisa mendownload Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes Bidan PDF Tahun 2025.

&

Cukup sampai disini artikel mengenai SKB Bidan Kehamilan 2025 – Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes, semoga bermanfaat. Salam.

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

Bagikan
Berikan Komentar Terbaik Anda!
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Follow:
Nona Ikun Amasat