SKB Bidan Pelayanan Kontrasepsi 2025 – Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes – CCASN 2025 PPPK Tenaga Kesehatan adalah seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) yang dilakukan oleh Panselnas (Panitia Seleksi Nasional) melalui Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk mengisi formasi Tenaga Kesehatan dalam skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Seleksi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. PPPK merupakan salah satu bentuk pengangkatan pegawai pemerintah yang memiliki perjanjian kerja dengan pemerintah dan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan pegawai negeri sipil (PNS).
Pendaftaran untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2025 dapat dilakukan secara online melalui laman https://sscasn.bkn.go.id. Pendaftaran dibuka mulai tanggal Januari 15, 2025.
Kementerian Kesehatan membutuhkan sekitar – formasi untuk tahun 2025. Rincian alokasi tersebut mencakup – formasi untuk CPNS dosen dan – formasi untuk PPPK.
Jenis formasi/kebutuhan pada pengadaan PPPK Jabatan Fungsional Tenaga Kesehatan Tahun 2025 terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: Khusus dan Umum.
Alur Pendaftaran CCASN 2025 PPPK Tenaga Kesehatan
Pendaftaran Akun
- Kunjungi https://daftar-sscasn.bkn.go.id/akun untuk mendaftar akun.
- Isi data pribadi seperti NIK, Mo.KK, Nama Lengkap, Tempat Tanggal Lahir, Nomor Handphone, dan Email.
- Buat password akun SSCASN dan jawaban pertanyaan keamanan.
- Unggah foto KTP dengan ukuran maksimal 200Kb dan lakukan proses swatoto.
- Cetak Kartu Informasi Akun untuk referensi.
Daftar Formasi
- Isi biodata lengkap Anda.
- Pilih jenis seleksi yang Anda inginkan.
- Pilih formasi yang sesuai dengan kualifikasi Anda.
- Unggah dokumen-dokumen yang diperlukan.
- Buat resume yang mencerminkan pengalaman dan kualifikasi Anda.
- Cetak Kartu Pendaftaran sebagai bukti pendaftaran Anda.
Seleksi Administrasi
- Panitia akan memverifikasi data pelamar.
- Hasil seleksi administrasi akan diumumkan.
- Jika ada keberatan, pelamar dapat melakukan sanggah
- Hasil sanggah akan diumumkan.
- Pelamar yang dinyatakan lulus dapat mencetak Kartu Ujian sebagai persiapan mengikuti seleksi kompetensi.
Seleksi Kompetensi
- Peserta yang lolos seleksi administrasi akan mengikuti ujian seleksi kompetensi yang diselenggarakan oleh CAT-BKN.
Pengumuman Kelulusan
- Panitia akan mengumumkan hasil seleksi kompetensi.
- Pelamar yang dinyatakan lulus akan melanjutkan proses pemberkasan sebagai langkah terakhir menuju menjadi PPPK Tenaga Kesehatan.
Dengan memahami alur pendaftaran ini, Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti seleksi PPPK Tenaga Kesehatan Tahun 2025.
Jenis Tes Seleksi Kompetensi PPPK Kesehatan
Seleksi kompetensi PPPK kesehatan terdiri dari empat jenis tes yang harus dihadapi pelamar. Jenis tes tersebut adalah:
Seleksi Kompetensi Teknis
Materi Tes:
- Penguasaan bidang ilmu pengetahuan
- Keterampilan
- Sikap dan perilaku yang dapat diamati, diukur, serta dikembangkan
Tes kompetensi teknis dirancang khusus untuk masing-masing jabatan yang dilamar. Tes ini terdiri dari 100 soal, di mana setiap jawaban benar bernilai 5 poin, dan jawaban yang salah tidak mendapatkan poin. Durasi tes ini adalah 120 menit (atau 150 menit untuk peserta tunanetra).
Seleksi Kompetensi Manajerial
Materi Tes:
- Integritas
- Kerja sama
- Komunikasi
- Orientasi pada hasil
- Pelayanan pada publik
- Pengembangan diri dan orang lain.
- Mengelola perubahan
- Pengambilan keputusan
Tes kompetensi manajerial terdiri dari 25 soal. Setiap jawaban benar memiliki nilai antara 1 hingga 4, sedangkan jawaban yang salah tidak mendapatkan nilai. Durasi tes ini adalah 40 menit (atau 55 menit untuk peserta tunanetra).
Seleksi Kompetensi Sosial Kultural
Materi Tes:
- Rasa peka terhadap perbedaan budaya
- Kemampuan untuk berhubungan sosial
- Rasa peka terhadap konflik
- Empati
Tes kompetensi sosial kultural terdiri dari 20 soal. Setiap jawaban benar memiliki nilai antara 1 hingga 5 poin, sementara jawaban yang salah tidak mendapatkan nilai. Durasi tes ini adalah 40 menit (atau 55 menit untuk peserta tunanetra).
Seleksi Kompetensi Wawancara
Materi Tes:
- Materi yang akan diuji pada umumnya adalah seputar integritas dan moralitas.
Tes wawancara dilakukan melalui komputer dan terdiri dari 10 butir soal. Durasi wawancara adalah 10 menit (atau 15 menit untuk peserta tunanetra).
Nilai Ambang Batas PPPK Kesehatan 2025
Agar dapat lolos menjadi ASN PPPK di bidang kesehatan, calon pelamar harus mencapai nilai ambang batas tertentu dalam seleksi kompetensi. Nilai ambang batas untuk PPPK Kesehatan 2025 telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 652 Tahun 2025. Berikut adalah nilai ambang batasnya:
Nilai Seleksi Kompetensi Teknis
- Nilai ambang batas berbeda tergantung pada jabatan yang dilamar. Untuk dokter, dokter spesialis, bidan, dokter gigi, entomolog kesehatan, epidemiolog kesehatan, fisioterapi, perawat, perekam medis, radiografer, terapis gigi dan mulut, nilai ambang batas adalah 158.
Nilai Seleksi Kompetensi Manajerial
- Nilai ambang batas adalah 117.
Nilai Seleksi Kompetensi Sosial Kultural
- Nilai ambang batas juga adalah 117.
Nilai Seleksi Kompetensi Wawancara
- Nilai ambang batas adalah 24.
Dengan memahami materi tes dan nilai ambang batas ini, calon pelamar PPPK Kesehatan tahun 2025 ini dapat mempersiapkan diri secara optimal untuk mengikuti seleksi dan berpeluang menjadi ASN PPPK yang dibutuhkan dalam sistem pemerintahan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi semua calon PPPK di bidang kesehatan.
Jabatan Fungsional PPPK Kesehatan (Nakes) 2025
Terdapat daftar jenis jabatan fungsional kesehatan yang mensyaratkan surat tanda registrasi atau STR.
- Dokter Pendidik Klinis Ahli
- Dokter Ahli
- Dokter Gigi Ahli
- Psikolog Klinis Ahli
- Perawat Ahli
- Perawat Terampil
- Terapis Gigi dan Mulut Ahli
- Terapis Gigi dan Mulut Terampil
- Penata Anestesi Ahli
- Asisten Penata Anestesi Terampil
- Bidan Ahli
- Bidan Terampil
- Apoteker Ahli
- Asisten Apoteker Terampil
- Epidemiolog Kesehatan Ahli
- Epidemiolog Kesehatan Terampil
- Fisioterapis Ahli
- Fisioterapis Terampil
- Nutrisionis Ahli
- Nutrisionis Terampil
- Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Ahli
- Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Terampil
- Perekam Medis Ahli
- Perekam Medis Terampil
- Pranata Laboratorium Kesehatan Ahli
- Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil
- Radiografer Ahli
- Radiografer Terampil
- Refraksionis Optisien Terampil
- Tenaga Sanitasi Lingkungan Ahli
- Tenaga Sanitasi Lingkungan Terampil
- Teknisi Elektromedis Ahli
- Teknisi Elektromedis Terampil
- Fisikawan Medis Ahli
- Okupasi Terapis Terampil
- Ortotis Prostetis Terampil
- Pembimbing Kesehatan Kerja Ahli
- Teknisi Gigi Terampil
- Teknisi Tranfusi Darah Terampil
- Terapis Wicara Terampil
- Administrator Kesehatan Ahli
- Entomolog Kesehatan Ahli
- Entomolog Kesehatan Terampil
Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes, SKB Bidan Pelayanan Kontrasepsi 2025
1. Seorang perempuan, umur 28 tahun, datang ke BPM dengan keluhan batang susuk keluar. Hasil anamnesis: ppemasangan KB susuk dilakukan 2 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 110/80 mmHg, P 22 x/menit, N 84 x/menit, S 36,80C, tampak implan di ujung luka pemasangan, tidak ada tanda infeksi.
Tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Menyarankan untuk mengganti metode
B. Kolaborasi dengan dokter untuk penangannnya
C. Membiarkan batang susuk dan segera rujuk ke RS
D. Mencabut dan mengganti batang susuk
E. Konseling
Pembahasan
D (mencabut dan mengganti batang susuk)
Implan merupakan metode kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, sehingga batang implan harus terjaga harus steril menghindari infeksi, ketika batang implan keluar dari tempat pemasangan/ lengan, maka akan terjadi kontak/terkontaminasi pada media sekitarnya sehingga kondisi implan sudah tidak steril, asuhan yang dilakukan ketika hal tersebut terjadi adalah langsung mencabut implan dan diganti dengan implan yang baru.
2. Seorang perempuan, umur 30 tahun, P2A0, nifas 6 minggu datang ke BPM untuk konsultasi. Hasil anamnesis: tidak cocok menggunakan metode hormonal, suami bekerja di luar kota, berencana memberikan ASI eksklusif, memiliki riwayat infeksi panggul dan dismenorhoe, sudah mendapatkan haid dan belum berhubungan seksual. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/70 mmHg, N 80 x/ menit, S 370C, P 20 x/menit, TFU tidak teraba.
Metode kontrasepsi apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. MAL
B. AKDR
C. Kondom
D. Metode kalender
E. Senggama terputus
Pembahasan
C (Kondom)
Pada kasus tersebut terdapat kontra indikasi penggunaan AKDR, MAL, serta metode sederhana tanpa alat sehingga kontrasepsi yang paling tepat pada kasus tersebut adalah kondom
3. Seorang perempuan, umur 37 tahun, P4A0, datang ke BPM dengan keluhan takut hamil. Hasil anamnesis: ibu mengaku 12 jam yang lalu melakukan hubungan dengan suami menggunakan kondom, namun bocor. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 110/80mmHg, N 80x/menit, P 20x/menit, S 360C, konjungtiva merah muda, payudara tidak ada pembesaran, abdomen tidak tampak pembesaran uterus.
Perencanaan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Lakukan rujukan
B. Konseling kontrasepsi darurat
C. Sarankan ibu untuk USG
D. Pemberian alat kontrasepsi
E. Konseling kemungkinan tidak hamil
Pembahasan
B (konseling kontrasepsi darurat)
Kontrasepsi darurat hanya efektif jika digunakan dalam 72 jam sesudah hubungan seksual tanpa perlindungan, sehingga ketika terdapat klien pengguna metode kontrasepsi kondom yang mengalami ke- bocoran pada saat berhubungan suami isteri < 72 jam, asuhan yang bisa dilakukan adalah pemberian metode kontrasepsi darurat
4. Seorang perempuan, umur 37 tahun, P4A0, datang ke BPM bersama suaminya untuk berkonsultasi mengenai metode KB. Ha- sil anamnesis: menstruasi teratur, siklus 28 hari, anak terkecil 1 tahun, memiliki riwayat preeklamsia dan perdarahan postpartum serta berencana tidak ingin menambah anak. Ha- sil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 80 x/ menit, P 20 x/menit, abdomen tidak teraba massa.
Metode kontrasepsi apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. AKDR
B. AKBK
C. Suntik
D. MOW
E. Kondom
Pembahasan
D (MOW)
Pada kasus tersebut metode kontrasepsi yang paling tepat adalah MOW sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien serta tidak ada kontraindikasi terhadap metode tersebut.
5. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P2A0, nifas 6 minggu, datang ke BPM untuk konsultasi KB. Hasil anamnesis: berencana ASI eksklusif, riwayat infeksi panggul, dismenorhoe, belum haid dan belum berhubungan seksual. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 170/100 mmHg, N 80 x/menit, S 370C, P 20 x/menit, TFU tidak teraba.
Metode kontrasepsi apakah yang tepat pada kasus tersebut?
A. MAL
B. AKDR
C. AKBK
D. Suntik
E. Pil
Pembahasan
A (MAL)
Kasus tersebut memiliki kontra indikasi untuk pemasangan IUD dan metode hormonal, sehingga metode kontrasepsi yang paling tepat digunakan pada kasus tersebut adalah MAL
6. Seorang perempuan, umur 17 tahun, datang ke BPM untuk ber-KB. Hasil anamnesis: baru menikah 1 hari yang lalu dan belum melakukan hubungan seksual. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 90/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 360C. Konjungtiva merah muda, payudara tidak ada pembesaran, abdomen tidak ada pembesaran uterus.
Konseling KB apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. MKJP
B. Hormonal
C. Reversible
D. Irreversible
E. Sederhana
Pembahasan
C (Reversible)
Metode kontrasepsi reversibel adalah bentuk metode kontrasepsi yang kembali ke kondisi kesub- uran yang cepat sehingga sesuai kasus tersebut klien 17 tahun masuk dalam kategori fase menunda kehamilan, sehingga sesuai kasus klien dapat memilih metode kontrasepsi yang reversibel
7. Seorang perempuan, umur 20 tahun, datang ke BPM konsultasi KB sederhana. Hasil anamnesis: baru menikah dan belum melakukan hubungan seksual. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 90/70mmHg, N 80x/menit, P 20 x/menit, S 360C. Konjungtiva merah muda, payudara tidak ada pembesaran, abdomen tidak ada pembesaran uterus.
Alat kontrasepsi apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Pil
B. Kondom
C. Mini Pil
D. Suntik 3 bulan
E. Suntik 1 bulan
Pembahasan
B (Kondom)
Jenis metode kontrasepsi sederhana dengan alat adalah kondom, aerosol,spermisid
8. Seorang perempuan, umur 26 tahun, P2A0 postpartum 6 minggu, datang bersama pasangannya ke BPM untuk ber-KB. Hasil anamnesis: pernah gagal IUD, sedang pengobatan sirosis hepatis. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 110/70mmHg, N 80x/menit, P 20 x/ menit, S 360C. Konjungtiva merah muda, sklera kuning, payudara tidak ada pembesaran, abdomen tidak ada pembesaran uterus, terdapat pembesaran hati.
Alat kontrasepsi apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Pil
B. Suntik
C. AKDR
D. AKBK
E. Kondom
Pembahasan
E (Kondom)
Kondom merupakan salah satu metode kontrasepsi yang memiliki klarifikasi persayaratan me- dis pada kategori 1 untuk semua kondisi medis klien. Kategori 1 : kondisi dimana tidak ada pembatasan apa pun dalam penggunaan metode kontrasepsi
9. Seorang perempuan, umur 33 tahun, P3A0, postpartum 30 hari, datang ke BPM untuk ber-KB. Hasil anamnesis: tidak mempunyai riwayat penyakit, ibu bingung memilih alat kontrasepsi yang tepat.Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 80 x/m, P 24 x/m, S 360C.
Hak klien apakah yang harus diberikan sesuai kasus tersebut?
A. Pemberian informasi mengenai jenis KB
B. Pengambilan keputusan pemilihan kon- trasepsi
C. Pelayananan pemeriksaan penunjang
D. Pendampingan oleh pasangan
E. Efek Samping KB
Pembahasan
A (Pemberian informasi mengenai jenis KB)
Asuhan kebidanan yang dilakukan pada klien yang mengalami kebingungan mengenai informasi KB adalah pemberian informasi mengenai macam-macam KB
10. Seorang perempuan, umur 48 tahun, datang ke Posbindu dengan keluhan haid yang tidak teratur sejak 6 bulan terakhir. Hasil anamnesis: haid terakhir 2 bulan yang lalu, akseptor AKDR, sering susah tidur, banyak berkeringat di malam hari, serta ibu merasa sangat khawatir. Hasil pemeriksaan: TD 130/90 mmHg, N 88 x/menit, S 36,7°C, abdomen tidak teraba adanya massa, PP test (-).
Pendidikan kesehatan apakah yang paling tepat untuk kasus tersebut?
A. Terapi hormone pengganti untuk mengu- rangi gejala menopause
B. Perubahan hormonal selama masa peri- menopause
C. Diet tinggi kalsium untuk mencegah osteoporosis
D. Olahraga teratur untuk memperkuat tulang
E. Pemakaian kontrasepsi hormonal
Pembahasan
B (Perubahan hormonal selama masa peri- menopause)
Keluhan yang dirasakan lazim terjadi pada ibu menjelang masa menopause atau selama masa perimenepause/klimakterium.Penjelasan atau pendi- dikan kesehatan terhadap perubahan hormonal yang terjadi penting diberikan kepada ibu agar tidak merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi.Diet tinggi kalsium dan olah raga teratur juga perlu disarankan, sedangkan terapi hormone pengganti perlu konsulta- si lebih lanjut.Pemakaian kontrasepsi hormonal tidak diperlukan karena ibu masih menjadi akseptor AKDR dan menjelang menenpause.Pada kasus tersebut yang paling tepat adalah jawaban B.
Download Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes Bidan PDF 2025
Berikut ini Anda bisa mendownload Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes Bidan PDF Tahun 2025.
&
Cukup sampai disini artikel mengenai SKB Bidan Pelayanan Kontrasepsi 2025 – Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes, semoga bermanfaat. Salam.
Source: Google