SKB Bidan Persalinan 2025 – Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes – CCASN 2025 PPPK Tenaga Kesehatan adalah seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) yang dilakukan oleh Panselnas (Panitia Seleksi Nasional) melalui Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk mengisi formasi Tenaga Kesehatan dalam skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Seleksi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. PPPK merupakan salah satu bentuk pengangkatan pegawai pemerintah yang memiliki perjanjian kerja dengan pemerintah dan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan pegawai negeri sipil (PNS).
Pendaftaran untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2025 dapat dilakukan secara online melalui laman https://sscasn.bkn.go.id. Pendaftaran dibuka mulai tanggal September 6, 2025.
Kementerian Kesehatan membutuhkan sekitar – formasi untuk tahun 2025. Rincian alokasi tersebut mencakup – formasi untuk CPNS dosen dan – formasi untuk PPPK.
Jenis formasi/kebutuhan pada pengadaan PPPK Jabatan Fungsional Tenaga Kesehatan Tahun 2025 terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: Khusus dan Umum.
Alur Pendaftaran CCASN 2025 PPPK Tenaga Kesehatan
Pendaftaran Akun
- Kunjungi https://daftar-sscasn.bkn.go.id/akun untuk mendaftar akun.
- Isi data pribadi seperti NIK, Mo.KK, Nama Lengkap, Tempat Tanggal Lahir, Nomor Handphone, dan Email.
- Buat password akun SSCASN dan jawaban pertanyaan keamanan.
- Unggah foto KTP dengan ukuran maksimal 200Kb dan lakukan proses swatoto.
- Cetak Kartu Informasi Akun untuk referensi.
Daftar Formasi
- Isi biodata lengkap Anda.
- Pilih jenis seleksi yang Anda inginkan.
- Pilih formasi yang sesuai dengan kualifikasi Anda.
- Unggah dokumen-dokumen yang diperlukan.
- Buat resume yang mencerminkan pengalaman dan kualifikasi Anda.
- Cetak Kartu Pendaftaran sebagai bukti pendaftaran Anda.
Seleksi Administrasi
- Panitia akan memverifikasi data pelamar.
- Hasil seleksi administrasi akan diumumkan.
- Jika ada keberatan, pelamar dapat melakukan sanggah
- Hasil sanggah akan diumumkan.
- Pelamar yang dinyatakan lulus dapat mencetak Kartu Ujian sebagai persiapan mengikuti seleksi kompetensi.
Seleksi Kompetensi
- Peserta yang lolos seleksi administrasi akan mengikuti ujian seleksi kompetensi yang diselenggarakan oleh CAT-BKN.
Pengumuman Kelulusan
- Panitia akan mengumumkan hasil seleksi kompetensi.
- Pelamar yang dinyatakan lulus akan melanjutkan proses pemberkasan sebagai langkah terakhir menuju menjadi PPPK Tenaga Kesehatan.
Dengan memahami alur pendaftaran ini, Anda dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti seleksi PPPK Tenaga Kesehatan Tahun 2025.
Jenis Tes Seleksi Kompetensi PPPK Kesehatan
Seleksi kompetensi PPPK kesehatan terdiri dari empat jenis tes yang harus dihadapi pelamar. Jenis tes tersebut adalah:
Seleksi Kompetensi Teknis
Materi Tes:
- Penguasaan bidang ilmu pengetahuan
- Keterampilan
- Sikap dan perilaku yang dapat diamati, diukur, serta dikembangkan
Tes kompetensi teknis dirancang khusus untuk masing-masing jabatan yang dilamar. Tes ini terdiri dari 100 soal, di mana setiap jawaban benar bernilai 5 poin, dan jawaban yang salah tidak mendapatkan poin. Durasi tes ini adalah 120 menit (atau 150 menit untuk peserta tunanetra).
Seleksi Kompetensi Manajerial
Materi Tes:
- Integritas
- Kerja sama
- Komunikasi
- Orientasi pada hasil
- Pelayanan pada publik
- Pengembangan diri dan orang lain.
- Mengelola perubahan
- Pengambilan keputusan
Tes kompetensi manajerial terdiri dari 25 soal. Setiap jawaban benar memiliki nilai antara 1 hingga 4, sedangkan jawaban yang salah tidak mendapatkan nilai. Durasi tes ini adalah 40 menit (atau 55 menit untuk peserta tunanetra).
Seleksi Kompetensi Sosial Kultural
Materi Tes:
- Rasa peka terhadap perbedaan budaya
- Kemampuan untuk berhubungan sosial
- Rasa peka terhadap konflik
- Empati
Tes kompetensi sosial kultural terdiri dari 20 soal. Setiap jawaban benar memiliki nilai antara 1 hingga 5 poin, sementara jawaban yang salah tidak mendapatkan nilai. Durasi tes ini adalah 40 menit (atau 55 menit untuk peserta tunanetra).
Seleksi Kompetensi Wawancara
Materi Tes:
- Materi yang akan diuji pada umumnya adalah seputar integritas dan moralitas.
Tes wawancara dilakukan melalui komputer dan terdiri dari 10 butir soal. Durasi wawancara adalah 10 menit (atau 15 menit untuk peserta tunanetra).
Nilai Ambang Batas PPPK Kesehatan 2025
Agar dapat lolos menjadi ASN PPPK di bidang kesehatan, calon pelamar harus mencapai nilai ambang batas tertentu dalam seleksi kompetensi. Nilai ambang batas untuk PPPK Kesehatan 2025 telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 652 Tahun 2025. Berikut adalah nilai ambang batasnya:
Nilai Seleksi Kompetensi Teknis
- Nilai ambang batas berbeda tergantung pada jabatan yang dilamar. Untuk dokter, dokter spesialis, bidan, dokter gigi, entomolog kesehatan, epidemiolog kesehatan, fisioterapi, perawat, perekam medis, radiografer, terapis gigi dan mulut, nilai ambang batas adalah 158.
Nilai Seleksi Kompetensi Manajerial
- Nilai ambang batas adalah 117.
Nilai Seleksi Kompetensi Sosial Kultural
- Nilai ambang batas juga adalah 117.
Nilai Seleksi Kompetensi Wawancara
- Nilai ambang batas adalah 24.
Dengan memahami materi tes dan nilai ambang batas ini, calon pelamar PPPK Kesehatan tahun 2025 ini dapat mempersiapkan diri secara optimal untuk mengikuti seleksi dan berpeluang menjadi ASN PPPK yang dibutuhkan dalam sistem pemerintahan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi semua calon PPPK di bidang kesehatan.
Jabatan Fungsional PPPK Kesehatan (Nakes) 2025
Terdapat daftar jenis jabatan fungsional kesehatan yang mensyaratkan surat tanda registrasi atau STR.
- Dokter Pendidik Klinis Ahli
- Dokter Ahli
- Dokter Gigi Ahli
- Psikolog Klinis Ahli
- Perawat Ahli
- Perawat Terampil
- Terapis Gigi dan Mulut Ahli
- Terapis Gigi dan Mulut Terampil
- Penata Anestesi Ahli
- Asisten Penata Anestesi Terampil
- Bidan Ahli
- Bidan Terampil
- Apoteker Ahli
- Asisten Apoteker Terampil
- Epidemiolog Kesehatan Ahli
- Epidemiolog Kesehatan Terampil
- Fisioterapis Ahli
- Fisioterapis Terampil
- Nutrisionis Ahli
- Nutrisionis Terampil
- Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Ahli
- Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Terampil
- Perekam Medis Ahli
- Perekam Medis Terampil
- Pranata Laboratorium Kesehatan Ahli
- Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil
- Radiografer Ahli
- Radiografer Terampil
- Refraksionis Optisien Terampil
- Tenaga Sanitasi Lingkungan Ahli
- Tenaga Sanitasi Lingkungan Terampil
- Teknisi Elektromedis Ahli
- Teknisi Elektromedis Terampil
- Fisikawan Medis Ahli
- Okupasi Terapis Terampil
- Ortotis Prostetis Terampil
- Pembimbing Kesehatan Kerja Ahli
- Teknisi Gigi Terampil
- Teknisi Tranfusi Darah Terampil
- Terapis Wicara Terampil
- Administrator Kesehatan Ahli
- Entomolog Kesehatan Ahli
- Entomolog Kesehatan Terampil
Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes, SKB Bidan Persalinan 2025
1. Seorang perempuan, umur 28 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 39 minggu, bersama suami datang ke BPM dengan keluhan mulas tak tertahankan. Hasil anamnesis: keluar darah lendir, Ibu tampak gelisah dan kesakitan. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, S 36,7oC, N 90x/mnt, P 20x/menit, TFU 33cm, DJJ 136x/menit, teratur, penurunan kepala 3/5, kontraksi 3x/10’/35’’, porsio lunak, pembukaan 5 cm, ketuban utuh. Rencana tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Beri dukungan
B. Ajarkan teknik relaksasi
C. Anjurkan Jalan-jalan semampu ibu
D. Motivasi berkemih sesering mungkin
E. Sarankan berbaring dalam posisi terlentang
Pembahasan
B (Ajarkan teknik relaksasi)
Teknik relaksasi meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh yang efektif terhadap pengalaman persalinan.Melakukan teknik relaksasi fisik yang melepaskan/ merilekskan otot-otot membantu untuk mengurangi ketegangan fisik dan mengurangi rasa sakit. Hal ini juga dapat menyebabkan rasa aman dan kesejahteraan emosional, yang akhirnya akan mengurangi kecemasan, yang mengurangi kepekaan kita terhadap rasa sakit.
2. Seorang perempuan, umur 25 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu, kala II di BPM, dengan keluhan ingin meneran. Hasil anam- nesis: ingin BAB. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, S 36,7oC, N 90x/mnt, P 20x/ menit, TFU 34 cm, DJJ 144x/menit, kontrak- si 4x/10’/45’’, pembukaan lengkap, ketuban (+), UUK kiri depan. Tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Pimpin meneran
B. Segera Episiotomi
C. Lakukan amniotomi
D. Ajarkan teknik relaksasi
E. Posisikan ibu senyaman mungkin
Pembahasan
C (lakukan amniotomi)
Amniotomi merupakan suatu tindakan untuk memecahkan ketuban pada saat pembukaan sudah lengkap. Amniotomi dilakukan dengan cara memecahkan ketuban baik di bagian bawah depan ( fore water ) maupun dibagian belakang ( hind water ) dengan suatu alat khusus (drewsmith catheter ). Amniotomi dilakukan jika ketuban belum pecah.
3. Seorang perempuan, umur 29 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 40 minggu, kala II di BPM. Hasil anamnesis: ingin meneran. Hasil pemeriksaan : KU baik, TD 120/80 mmHg, S 36,7oC, N 90x/menit, P 20x/menit, TFU 36cm, DJJ 144x/menit, teratur, kontraksi kuat 5x/10’/45’’, pembukaan lengkap, penurunan kepala station 0, ketuban pecah spontan. Tindakan apakah yang paling tepat sesuai kasus tersebut?
A. Pimpin meneran
B. Kolaborasi dengan dokter
C. Berikan injeksi oxytocin 3 unit IM
D. Posisikan ibu senyaman mungkin
E. Observasi tunggu sampai bayi lahir spontan
Pembahasan
D (posisikan ibu senyaman mungkin)
Posisi dalam persalinan dan kelahiran sangat penting,karena akan membantu menjadi lebih nya- man selama proses persalinan. Beberapa posisi juga akan membantu mempercepat proses persalinan. Tidak ada posisi yang sempurna untuk persalinan, tetapi sering perubahan posisi selama persalinan dapat membantu menajdi rileks dan tetap dapat mengenda- likan rasa sakit.
4. Seorang perempuan, umur 21 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 38 minggu, datang ke BPM dengan keluhan mulas. Hasil anamnesis: ketuban pecah sejak 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmHg, N 90x/mnt, P 20x/menit, TFU 33 cm, letak lintang, DJJ 140x/mnt, teratur, kontraksi 3x/10’/35’’, porsio tipis lunak, pembukaan 5 cm, ketuban (-). Rencana tindakan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Lakukan rujukan
B. Monitor kontraksi dan DJJ
C. Pasang infus, ibu dipuasakan
D. Rawat pasien sebelum inpartu
E. Nilai air ketuban dengan lakmus
Pembahasan
A (lakukan rujukan)
Rujukan kegawatdaruratan adalah rujukan yang dilakukan sesegera mungkin karena berhubungan dengan kondisi kegawatdaruratan yang mendesak. Salah satu pertimbangan perencanaan rujukan adalah riisko dapat timbul bila rujukan tidak dilakukan.Dalam kasus ini, rujukan dilakukan karena letak lintang, dan pasien bersalin ke BPM sehingga harus dirujuk untuk dilakukan persalinan dengan tindakan di RS.
5. Seorang perempuan, umur 30 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 38 minggu, Kala II di BPM Hasil anamnesis: ingin meneran seperti mau BAB. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg,, N 90x/mnt, TFU 34 cm, DJJ 144x/ menit, teratur, kontraksi 4x/10’/45’’, pembukaan lengkap, kepala sudah membuka vulva 5-6 cm. telah dipimpin meneran selama 1 jam dan belum menunjukkan kemajuan. Tindakan apakah yang paling tepat sesuai kasus tersebut?
A. Lakukan Rujukan
B. Monitor kontraksi dan DJJ
C. Pasang infus, ibu dipuasakan
D. Rawat pasien sebelum inpartu
E. Lanjutkan memimpin persalinan
Pembahasan
A (lakukan rujukan)
Pasien sudah meneran 1 jam tetapi bayi belum lahir, jika bayi belum lahir 1 jam pada multigravida dan 2 jam pada primigravida harus segera persiapkan rujukan. Salah satu pertimbangan perencanaan rujukan adalah riisko dapat timbul bila rujukan tidak dilakukan.Dalam kasus ini, rujukan dilakukan karena letak lintang, dan pasien bersalin ke BPM sehingga harus dirujuk untuk dilakukan persalinan dengan tindakan di RS.
6. Seorang perempuan, umur 30 tahun, G3P2A0, usia kehamilan 38 minggu, kala II di BPM, dengan keluhan ingin meneran. Hasil anam- nesis: ingin BAB. Hasil pemeriksaan : TD 120/80 mmHg, S 36,7oC, N 90x/mnt, P 20x/ menit, TFU 34 cm, DJJ 144x/menit, kontraksi 4x/10’/45’’, pembukaan lengkap, ketuban (+), UUK kiri depan. Langkah selanjutnya apakah yang paling te- pat pada kasus tersebut?
A. Pimpin meneran
B. Posisikan litotomi
C. Mencegah defleksi
D. Lakukan episiotomi
E. Membantu lahirnya kepala
Pembahasan
A (pimpin meneran)
Jika pembukaan sudah lengkap, melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan Posisi yang tepat adalah bantu ibu posisi setengah duduk dan pastikan merasa nyaman.
7. Seorang perempuan, umur 25 tahun, G1P0A0, aterm, kala I di Puskesmas. Hasil anamnesis: 1 minggu yang lalu periksa kehamilan, tercatat lengkap di buku KIA. Hasil pemeriksaan: TD 120/80mmHg, N 90x/menit, P 20x/ menit, S 36,7oC, TFU 34 cm, DJJ 128 x/menit, penurunan kepala 3/5, kontraksi, 3x/10’/40”, pembukaan 5 cm, ketuban positif. Dokumen catatan apakah yang harus dileng- kapi pada kasus tersebut?
A. Partograf
B. Biodata pasien
C. Surat untuk rujukan
D. Pilihan tindakan persalinan
E. Persetujuan tindakan (Informed consent)
Pembahasan
A (partograph)
Penggunaan patograf dimulai dari pembukaan 4 cm dan kontraksi teratur.Pengisian patograf sesuai dengan ketentuan yang ada.
8. Seorang perempuan, umur 30 tahun, G2P1A0, hamil 38 minggu, datang ke BPM mengeluh mulas tak tertahankan. Hasil anamnesis: sakit kepala dan penglihatan kabur. Riwayat persalinan sebelumnya operasi atas indikasi preeklamsia. Hasil pemeriksaan: TD 150/90 mmHg, N 88x/menit, S 37,60C, P 20x/menit, oedema tungkai, TFU 34 cm, DJJ 144x/menit, penurunan kepala 4/5, kontraksi 3x/10’/40”, portio kaku, pembukaan 1 cm, ketuban (+). Pemeriksaan penunjang apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Leukosit
B. Haemoglobin
C. Protein urine
D. Reduksi urine
E. Golongan darah
Pembahasan
C (protein urine)
Tanda dan gejala Pre eklamsia adalah pusing, penglihatan kabur, nyeri epigastrium dan Tekanan darah tinggi.Pasien memiliki riwayat preeklamsia.Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium protein urine.
9. Seorang perempuan umur 30 tahun, G1P0A0, aterm, Kala II di BPM dipimpin meneran. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, P 20x/menit, TFU 34 cm, DJJ 144x/menit, kontraksi 4x/10’/45’’. Saat ini kepala janin telah selesai putaran paksi luar. Langkah selanjutnya apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Lahirkan badan dan tungkai
B. Lanjutkan meneran saat kontraksi
C. Memegang kepala secara biparietal
D. Periksa apakah terdapat lilitan tali pusat
E. Gerakkan kepala dengan lembut kearah bawah
Pembahasan
C (memegang kepala secara biparietal)
Langkah persalinan normal setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.Anjurkan ibu meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala kea rah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis. Gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.Selanjutnya membantu lahirnya badan dan tungkai dan diikuti langkah sesuai asuhan persalinan normal.
10. Seorang perempuan, umur 29 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 39 minggu, datang ke BPM dengan keluhan keluar darah lendir. Hasil Pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, S 36.6°C, N 80x/menit, P 18x/menit, DJJ (+) 144x/ menit, teratur, penurunan kepala 3/5, kontrak- si 3x/10’/35”, portio lunak, pembukaan 4cm, ketuban positif. Informasi tentang apakah yang paling awal diberikan pada kasus tersebut?
A. Teknik relaksasi
B. Posisi persalinan
C. Dukungan keluarga
D. Hasil pemeriksaan
E. Rencana persalinan
Pembahasan
D (hasil pemeriksaan)
Hasil pemeriksaan penting diinformasikan kepada pasien supaya pasien merasa tenang.Karena menginformasikan hasil pemeriksaan merupakan komunikasi anatarbidan dengan pasien.Setelah itu, bidan dapat melakukan rencana asuhan selanjutnya sesuai juga dengan kebutuhan pasien.
Download Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes Bidan PDF 2025
Berikut ini Anda bisa mendownload Soal Kompetensi Teknis PPPK Nakes Bidan PDF Tahun 2025.
&