Jakarta – Prontt.com, Permendikdasmen No 13 Tahun 2025: Langkah Strategis Menuju Generasi Emas Indonesia 2045 – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia telah resmi menetapkan Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 sebagai perubahan atas Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah.
Kebijakan ini merupakan tonggak penting dalam reformasi pendidikan nasional, yang berfokus pada penciptaan pembelajaran yang mendalam (deep learning) dengan mengintegrasikan nilai-nilai 8 Dimensi Profil Lulusan dan tuntutan zaman yang terus berkembang.
Latar Belakang dan Tujuan Perubahan
Perubahan ini dilatarbelakangi oleh:
-
Keinginan membentuk manusia beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan berkarakter Pancasila.
-
Tantangan kemajuan IPTEK, globalisasi, serta keragaman sosial-budaya.
-
Kebutuhan kurikulum yang adaptif, fleksibel, dan selaras dengan perkembangan zaman.
Latar belakang perubahan ini sangat relevan dengan kebutuhan Indonesia saat ini dan masa depan. Pemerintah menilai bahwa untuk membentuk manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan berkarakter Pancasila, diperlukan kurikulum yang tidak hanya berbasis pengetahuan, namun juga membentuk kompetensi utuh melalui pengalaman belajar yang bermakna dan menggembirakan.
Kurikulum ini dirancang untuk lebih adaptif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, serta dinamika global dan sosial budaya.
Salah satu ciri khas dari Permendikdasmen ini adalah penambahan elemen “pendekatan pembelajaran mendalam” ke dalam kerangka dasar kurikulum. Pendekatan ini mengintegrasikan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga sebagai satu kesatuan dalam proses belajar. Pembelajaran tidak lagi semata transfer ilmu, melainkan proses transformasi peserta didik menjadi insan yang reflektif, kolaboratif, kritis, dan memiliki empati sosial yang tinggi.
Permendikdasmen 13/2025 juga memperkuat struktur kurikulum di setiap jenjang. Dari PAUD hingga SMA/SMK, kurikulum disusun lebih terstruktur, inklusif, dan fleksibel.
Penambahan komponen kokurikuler dan ekstrakurikuler dalam bentuk gerakan kebiasaan, pembelajaran lintas disiplin, serta pemberdayaan lokal menjadi strategi untuk menanamkan nilai-nilai karakter dan kecakapan hidup yang lebih kuat.
Pendidikan inklusif dan kebutuhan khusus pun diberikan ruang lebih besar.