“Ini adalah bentuk pelayanan publik yang inklusif dan adaptif di wilayah 3T. Arahan Bapak Menteri sangat jelas: layanan imigrasi harus hadir secara humanis, empatik, dan menjangkau semua, bahkan hingga ke ujung negeri,” ujar Arivin Gumilang, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi NTT.
Menjelang Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, langkah ini menjadi simbol bahwa kedaulatan bukan hanya dijaga dengan senjata, tapi juga dengan pelayanan.
Di bawah kibaran Merah Putih yang tegak di tanah perbatasan, setiap PLB yang diberikan adalah bukti: negara tidak pernah absen.
Sepanjang Agustus, pendekatan on the spot akan terus digalakkan. Imigrasi Atambua hadir di garis depan, dari Maumutin hingga Haumeni Ana, membuktikan bahwa batas negara bukanlah batas pengabdian.
Di langit biru perbatasan, negara tidak berteriak—tetapi berbisik lembut kepada rakyatnya: “Aku tak pernah jauh darimu.” (****)
TETAP TERHUBUNG DENGAN KAMI:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
Discussion about this post