Waingapu – Prontt.com, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), bersama Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara didampingi Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi NTT, Selasa (19/8) siang hingga sore hari.
Kunjungan pertama ke PT. Muria Sumba Manis (MSM) di Melolo, sebuah perusahaan gula terintegrasi yang telah hadir di Sumba Timur sejak tahun 2014.
PT MSM saat mengelola sejumlah hektar dengan kapasitas produksi tebu mencapai 2,1 juta ton per tahun.
Produk utama yang dihasilkan berupa 210.000 ton gula kristal putih per tahun, 100.000 ton molase, 30.000 ton pupuk organik, serta 22 MW listrik biomassa, di mana sekitar 12 MW berpotensi disalurkan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Sumba Timur, yang saat ini sekitar 6 MW.
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan pertama kali ia mengunjungi Sumba Timur, dan dirinya merasa bahagia dapat melihat langsung potensi yang ada.
Menurutnya, tantangan geografis yang berat justru dapat menjadi peluang besar bila dihadapi dengan inovasi, teknologi, dan keberanian.
Pemerintah pusat menaruh perhatian serius terhadap pengembangan kawasan transmigrasi Melolo, yang ditandai dengan MoU antara Kementerian Transmigrasi dan Kementerian Desa guna mempercepat pembangunan kawasan transmigrasi yang terintegrasi dengan sektor industri.
“Dengan kemajuan teknologi dan keberanian kita mampu mengubah daerah yang punya tantangan geografis ini menjadi daerah yang menghasilkan,” tegas Menko AHY.
AHY menekankan pentingnya pola integrasi transmigrasi dengan industri. Kawasan transmigrasi harus menyediakan lahan dan tenaga kerja, sementara industri berperan menghadirkan modal, teknologi, dan pasar (offtaker) bagi hasil produksi.
Apabila pola ini berhasil dan direplikasi ke kawasan transmigrasi lain, dampaknya adalah pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, serta penciptaan lapangan kerja berkelanjutan.
Sektor gula dan energi baru terbarukan (EBT) juga mendapat perhatian khusus.
Gula dinilai strategis karena belum memiliki substitusi, sementara bioethanol dari tebu mendukung program energi ramah lingkungan.
Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma mengapresiasi kunjungan Menko AHY dan Menteri Iftitah bersama rombongan di Sumba Timur.
Wagub Johni menilai kunjungan tersebut wujud nyata perhatian pemerintah pusat terhadap NTT, yang mempunyai beragam potensi untuk dapat dikembangkan menjadi sumber daya yang memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar.
TETAP TERHUBUNG DENGAN KAMI:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.