Keterlibatan lintas komunitas ini menunjukkan kuatnya semangat kebersamaan dan animasi iman di tengah masyarakat.
“Parade ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi gerakan membentuk pribadi religius yang hidup dari dan oleh Kitab Suci,” tambah Br. Cris.
Ia menekankan bahwa nilai-nilai Kitab Suci harus dihidupi, bukan hanya dibaca.
Menurut Br. Cris, peserta didik diajak untuk mengimplementasikan ajaran iman dalam keseharian, seperti berlaku jujur, peduli, serta menjunjung martabat sesama.
Pendidikan iman, lanjutnya, adalah fondasi utama membentuk karakter generasi masa depan.
Ia berharap kegiatan seperti ini terus ditumbuhkan untuk membentuk pelajar yang beriman, berperilaku baik, dan unggul dalam moral serta etika.
Parade ini juga menjadi bentuk nyata pendidikan yang merangkul dimensi intelektual dan spiritual.
Dengan suasana penuh sukacita dan khidmat, Parade Kitab Suci Syuradikara 2025 menjadi momentum reflektif sekaligus inspiratif bagi seluruh peserta dan masyarakat.
Ende pun kembali meneguhkan jati dirinya sebagai kota religius yang hidup dalam semangat iman yang inklusif. (****)
