Di Tiongkok, Presiden Xi Jinping melontarkan wacana “tatanan global baru” yang memprioritaskan “global selatan”. “Wacana Presiden Xi berpotensi meningkatkan ketegangan baru, terutama bagi AS dan sekutunya,” ucap Ibrahim.
Dari dalam negeri, Ibrahim mencermati tanggapan Bank Indonesia (BI) terhadap perkembangan neraca perdagangan Indonesia.
“BI memandang surplus neraca perdagangan Juli 2025 menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” ujarnya.
BI menyatakan akan memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain untuk meningkatkan ketahanan eskternal. Sehingga hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan berfluktuatif sesi perdagangan Rabu (3/9/2025).
“Namun kecenderungannya akan ditutup melemah dengan rentang Rp16.400-16.450 per dolar AS,” ujarnya. (****)