Hal ini disebabkan harga beras di pasaran yang masih terjangkau serta stok pangan dari hasil panen masyarakat yang masih tersedia.
Tanah Righu sendiri dinilai sebagai barometer kondisi pangan di Sumba Barat karena wilayahnya memiliki lahan persawahan yang relatif kecil dibandingkan lima kecamatan lainnya.
Fakta bahwa masyarakat di Tanah Righu belum banyak membeli beras pada GPM menjadi salah satu indikator bahwa operasi pasar murah belum terlalu dibutuhkan saat ini.
Kendati demikian, TPID memprediksi operasi pasar murah baru akan dilakukan pada akhir September atau awal Oktober mendatang.
Hal ini mempertimbangkan kemungkinan naiknya harga beras serta berkurangnya stok padi di masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga terus menyalurkan bantuan pangan (Bapang) berupa 10 kilogram beras per kepala keluarga untuk menjaga daya beli masyarakat. (****)