Langkah ini menjadi upaya pemerintah sekaligus wadah pemasaran bagi hasil pertanian lokal agar dapat lebih dikenal dan terserap di pasaran.
Menurut Neti, penyelenggaraan pangan murah bukan hanya soal distribusi komoditas Bulog, tetapi juga bentuk dukungan pemerintah terhadap produksi hortikultura masyarakat.
Dengan demikian, pasar murah tidak hanya meringankan beban belanja warga, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui keterlibatan petani dan kelompok usaha desa.
Kegiatan ini juga menjadi sarana transparansi harga pangan. Masyarakat dapat mengetahui langsung patokan harga pemerintah terkait beras, gula, dan minyak goreng sehingga tidak terjadi spekulasi harga di pasaran.
Dengan harga yang ditawarkan, masyarakat Sumba Barat dinilai masih dapat menjangkau kebutuhan pokok tanpa beban berlebih.
