Ia merasa bangga karena kontribusinya selama ini diakui dan dibutuhkan untuk pembangunan sepak bola Indonesia yang lebih luas.
Sejak bergabung pada 2017, Berth Pentury telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam membina anak-anak muda di wilayah perbatasan, khususnya di Kabupaten Belu.
Ia mengaku bersyukur atas kepercayaan dan dukungan dari pemilik BeTA Atambua, Fary Djemi Francis.
“Terima kasih kepada Pak Fary yang telah memberikan ruang dan kepercayaan selama delapan tahun ini. Anak-anak kami yang dilatih sejak 2017 sudah menunjukkan hasil positif meski hanya bermain di Liga 4 NTT,” kata Pentury.
Di bawah asuhan Pentury, tim BeTA berhasil menorehkan prestasi gemilang.
Tak hanya itu, kelompok usia dini lainnya juga menunjukkan perkembangan yang berdampak nyata bagi kemajuan sepak bola di wilayah perbatasan.
Pemilik BeTA Atambua, Fary Djemi Francis, tetap menganggap Berth sebagai bagian penting dari keluarga besar klub.
Meski PSSI memanggilnya untuk tugas nasional, Fary berharap Berth tetap bersedia membantu BeTA jika dibutuhkan.
“Terima kasih kepada Om Berth yang sudah bersama-sama kami selama ini. Walaupun dipanggil PSSI, kalau nanti kami minta bantuannya kami harapkan tetap membantu Bintang Timur Atambua juga,” ucap Fary.
Menariknya, gagasan awal pendirian sekolah sepak bola di perbatasan ini ternyata datang dari Prabowo Subianto.
Saat itu, Prabowo belum menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Ia mendorong Fary untuk membangun sarana pembinaan bagi anak-anak perbatasan.