Menurut Bupati, kritik yang muncul selama proses ini umumnya datang dari kalangan yang sebenarnya mampu, bukan dari keluarga kurang mampu yang sabar menunggu.
“Biasanya yang protes itu justru mahasiswa dari keluarga mampu, sementara yang benar-benar tidak mampu pasti sabar menunggu,” katanya.
Ia berharap sebanyak mungkin dari 1.600 pendaftar dapat lolos sesuai kriteria pusat.
Program ini, lanjutnya, adalah bentuk keseriusan Pemkab TTU dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Kalau anak-anak kita bisa kuliah, maka masa depan TTU lebih terjamin. Jadi mari kita kawal bersama, dengan sabar, tanpa politisasi,” pungkasnya. (****)







