Data terbaru menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS turun tajam pada Agustus, sementara tingkat pengangguran naik menjadi 4,3 persen.
Kondisi ini membuat pelaku pasar memperkirakan peluang 84 persen penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dan 16 persen untuk pemangkasan 50 basis poin pada September.
“Emas mencapai titik tertinggi baru. Investor melihat tren melemahnya pasar tenaga kerja yang memicu ekspektasi banyaknya pemotongan suku bunga,” kata Tai Wong, pedagang logam independen.
Menurut Wong, prospek emas masih bullish dalam jangka pendek hingga menengah. Namun, ia menilai harga emas masih jauh dari level USD 4.000 kecuali terjadi gejolak besar.
Di sisi lain, permintaan fisik emas di Tiongkok dan India yang merupakan dua konsumen terbesar dunia, terpantau menurun akibat harga yang terlalu tinggi.
Meski begitu, perhatian investor juga tertuju pada data cadangan emas bank sentral Tiongkok bulan Agustus yang akan dirilis Minggu mendatang. (****)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp ProNTT.com
+ Gabung
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.