6. Avengers: Infinity War (2018)

Rekomendasi film terbaik sepanjang masa selanjutnya ini bertema superhero lagi selain The Dark Knight yang berada di urutan ketiga tadi.
Russo Brothers sangat memahami cara menampilkan momen-momen yang akan tetap dikenang dalam waktu yang lama, mulai dari munculnya karakter dan aksi menarik yang bisa merangsang tepuk tangan yang gemuruh, hingga rasa terkejut saat melihat para pahlawan kita berada dalam bahaya yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya.
Dengan bantuan pengaturan kamera dari Trent Opaloch, yang telah bekerja sama dengan Russo Brothers sejak The Winter Soldier, berbagai gambar ikonik berhasil diciptakan.
Namun, sejak awal, tantangan terbesar adalah menggabungkan banyak karakter dengan berbagai cerita yang berbeda. Dan duo penulis skrip, Christopher Markus dan Stephen McFeely, menyanggupi tantangan itu.
Sinopsis Avengers: Infinity War
Film ini dibuka dengan melanjutkan adegan mid-credit dari film Thor: Ragnarok (2017). Kalau masih ingat di adegan mid-credit tersebut, Thor (Chris Hemsworth) dan Loki (Tom Hiddleston) yang sedang berada di dalam kapal bersama warga Asgard lainnya, tiba-tiba dihadang oleh kapal besar lain di hadapan mereka.
Singkat kata, kapal besar tersebut adalah kapal besar milik Thanos. Tujuan villain berjulukan The Mad Titan tersebut menghalau kapal duo bersaudara Asgard tersebut adalah untuk mengambil salah satu Infinity Stone, Space Stone.
Dalam prosesnya tersebut Thanos sukses mengalahkan Hulk (Mark Ruffalo) serta membunuh Loki dan Heimdall (Idris Elba). Ia pun sekali lagi sukses memiliki Infinity Stone berwarna biru tersebut. Setelahnya Thanos dan rombongan berinisiatif ke bumi untuk mengambil beberapa Infinity Stone lain yang memang kebetulan dimiliki oleh beberapa karakter superhero Marvel-nya.
Dua di antaranya adalah Time Stone yang dimiliki oleh Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) dan Mind Stone yang dimiliki oleh Vision (Paul Bettany).
Untunglah Bruce Banner yang merupakan alter-ego Hulk sudah pulang ke bumi lagi sebelum rombongan Thanos datang. Sehingga ia bisa memperingatkan Strange dan menghubungi rekan Avengers-nya, Iron Man (Robert Downey Jr.).
Namun terbukti bahwa Strange, Hulk, Stark, dan Peter Parker aka Spider-Man (Tom Holland), masih belum cukup kuat untuk melawan Thanos cs.
7. The Pianist (2002)

Rekomendasi film terbaik selanjutnya memiliki latar ketika rezim Nazi berkuasa. Adrien Brody mencapai prestasi luar biasa dengan menjadi pemenang Oscar termuda untuk kategori Best Actor melalui film ini.
Film tersebut berdasarkan pada autobiografi seorang pianis Yahudi asal Polandia, Wladyslaw Szpilman, yang hidup selama penjajahan Jerman di Polandia dalam periode perang.
Penampilan Brody sangat memukau dalam menggambarkan seorang pianis yang bertahan hidup di tengah perang. Dia berhasil memperlihatkan tekanan dan stres yang sangat realistis yang membuat penonton merasa terlibat dalam kisah Szpilman, dan merasa khawatir saat dia dalam kondisi berbahaya.
Kesedihan tidak hanya dirasakan saat melihat Szpilman bertahan hidup, tetapi juga saat menyaksikan perlakuan brutal dari tentara Jerman. Setiap tokoh yang meskipun tak banyak mendapat durasi banyak, tetap bisa mendapatkan perhatian yang cukup.
Misalnya, tokoh Wilm Hosenfeld yang muncul di bagian akhir cerita. Perilakunya menarik simpati dan kekaguman, membuktikan bahwa tidak semua orang dalam kumpulan orang jahat adalah jahat.
Sinopsis The Pianist
Wladyslaw Szpilman, seorang pianis yang berasal dari Polandia dan keturunan Yahudi, sedang tampil di sebuah stasiun radio di Warsawa pada bulan September 1939. Pada saat itu, Nazi meledakkan stasiun radio tersebut dalam invasi mereka ke Polandia.
Setelah itu, Szpilman segera pulang ke rumahnya untuk bergabung dengan keluarganya. Dia mendapatkan kabar bahwa Britania Raya dan Perancis telah mendeklarasikan perang terhadap Jerman. Meskipun begitu, harapan Szpilman akan kemerdekaan Polandia dalam waktu dekat terbukti tidak terwujud karena pasukan Britania Raya dan Perancis tidak pernah datang ke Polandia.
Perlawanan rakyat Polandia hanya berlangsung selama satu bulan. Keadaan semakin memburuk ketika Soviet juga ikut menginvasi wilayah lain di Polandia, sementara Nazi menguasai Warsawa dan mendirikan kantor operasi militernya di sana.
EDITORCHOICE
Kehidupan orang-orang keturunan Yahudi menjadi semakin sulit karena Nazi melarang mereka memiliki pekerjaan dan memaksa pemilik usaha untuk menutup bisnis mereka. Selain itu, Nazi juga memerintahkan orang Yahudi untuk mengenakan ban lengan dengan gambar bintang David sebagai tanda pengenal khusus.
Mereka juga dilarang memiliki uang lebih dari 2.000 zloty, berjalan di trotoar, dan menggunakan fasilitas umum. Pada bulan November 1940, Szpilman dan keluarganya dipaksa pindah dari rumah mereka ke Ghetto, sebuah kamp untuk orang Yahudi di Warsawa.
Kapasitas tempat tersebut jauh melebihi jumlah penghuninya, sehingga para penduduk Ghetto harus hidup dalam kondisi yang sangat menyedihkan.