Film pendek berdurasi kurang lebih 15 menit itu merupakan karya orisinal anak-anak NTT, dari penulis, pemeran, hingga sutradara dan produser.
Proses produksinya dilakukan sepenuhnya secara swadaya, hasil patungan antaranggota dan menggunakan peralatan pribadi.
Uniknya, film ini menggunakan bahasa Sabu secara penuh dengan teks terjemahan , menonjolkan kekuatan lokal sekaligus menjadi media pelestarian bahasa daerah.
Film bergenre post-apocalyptic ini merupakan genre baru di perfilman NTT yang menghadirkan kisah fiksi tentang dunia pascakehancuran, dengan latar suasana Sabu hingga Kota Kupang dan sekitarnya yang digambarkan luluh lantak.
“Ru’Jara : The Journey Begins” telah mengikuti 16 festival film nasional dan 2 festival film internasional yakni CinemaSHORT Asian Short Film Competition 2025 dan SeaShorts 2025 di Singapura.
Film ini telah meraih 15 penghargaan. Film yang telah mendapat lisensi lulus sensor ini sudah ditayangkan di Jakarta, Jawa Timur, Lampung, dan Maluku. (****)







