Sedangkan inflasi m-to-m terjadi di Maumere sebesar 0,48 persen dan Kabupaten Ngada sebesar 0,46 persen.
Secara y-on-y, inflasi y-o-y tertinggi di Maumere 4,82 persen, disusul Kabupaten Ngada 4,11 persen, Kabupaten Timor Tengah Selatan 4,05 persen, Kota Kupang 1,79 persen, dan Waingapu 1,51 persen.
“Tiga wilayah mengalami inflasi y-o-y diluar target. Inflasi y-o-y ini erat kaitannya dengan kondisi tahun lalu dimana harga-harga komoditas cenderung lebih murah dibandingkan kondisi saat ini,” ungkapnya.
“Pada Agustus 2025, komoditas yang memberi andil pendorong deflasi m-t-m tertinggi diantaranya adalah cabai rawit 0,32 persen; angkutan udara sebesar 0,16 persen; tomat sebesar 0,09 persen; kangkung sebesar 0,05 persen dan sawi hijau sebesar 0,04 persen,” ungkapnya.
Dikatakan, komoditas hortikultura yang mendorong deflasi tersebut, pada bulan Agustus memasuki masa panen yang menyebabkan harga lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
“Tarif angkutan udara juga mendorong deflasi karena harga kembali normal setelah adanya peningkatan harga di bulan Juli karena tingginya permintaan di masa liburan sekolah,” pungkasnya. (****)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp ProNTT.com
+ Gabung
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.