Disebutkan, investasi yang dilakukan BMK tidak saja membuka lapangan kerja, namun juga diharapkan masyarakat sekitar memperoleh manafaat berupa dana CSR untuk beasiswa pendidikan.
“Karena pendidikan Jendela untuk perubahan nasib,” timpalnya.
Pada kesempatan itu dia meminta agar produksi garam oleh BMK berkesinambungan secara terus-menerus. Target di TTU ada 1.000 hektare lahan garam dan TTU dan menjadi salah satu lumbung garam Indonesia.
Sesuai hasil rapat paparnya, di NTT ditetapkan tiga daerah sebagai daerah pengembangan garam.
Tiga daerah itu antara lain, Kabupaten TTU, Kabupaten Kupang dan Sabu Raijua.
Sementara itu, Direktur BMK, Ony Salehudin kepada media ini mengatakan, pihaknya menseriusi invenstasi garam di TTU karena begitu potensial dan prospektif.
Dalam setahun bebernya, pihaknya menargetkan produksi garam mencapai satu juta ton garam. Sementara dalam setiap dua bulan, pihaknya akan memanen garam sekira 60 ton per hektar.
Masih menurutnya, untuk mencapai target tersebut, BMK bersama masyarakat terus mengoptimalkan lahan yang ada, sehingga produksi terus meningkat pada masa mendatang. (****)