“Karena pemakaian beberapa ruangan kosong laboratorium terpadu di Faperta saat ini sifatnya sementara dan tujuannya adalah untuk mendongkrak nilai akreditasi kampus Unimor. Selain itu, master plan dari gedung Rektorat Unimor sudah ada dan tinggal dibangun. Dampak ikutan lainnya setelah akreditasi Unimor meningkat maka para Dosen akan menjadi asesor di tingkat nasional dan tentunya berdampak bagi para alumni Unimor”, ujar Dr. Eman.
Menurut Dr. Eman, pemakaian beberapa ruangan kosong laboratorium terpadu Faperta saat ini juga berdasarkan saran dari para asesor dan beberapa pimpinan perguruan tinggi lainnya supaya memperbaiki pelayanan management juga.
Karena bantuan dari Kemendikti Saintek lebih banyak difokuskan pada pelayanan kemahasiswaan, sedangkan pelayanan management tidak diberikan ruang”, ujar Dr. Eman.
“Dokumen untuk pembangunan gedung Rektorat Unimor, ruang perkuliahan semuanya sudah ada master plan. Hanya anggarannya harus ada stimulan yang diharapkan dari berbagai kementerian. Karena secara internal Unimor mulai dari Rektor hingga dekan berbagai fakultas telah menyepakati dana saving dari penerimaan anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp 13 miliar dari total penerimaan pagu anggaran sebesar Rp 23 miliar. Dana tersebut akan digunakan membangun sarpras pada Unimor secara bertahap”, ujar Dr. Eman. (****)
